Kaos oblong masuk ke Indonesia, konon katanya dibawa oleh orang-orang Belanda. Namun ketika itu benda ini mempunyai nilai gengsi tingkat tinggi, dan di Indonesia teknologi pemintalannya belum maju. Akibatnya benda ini termasuk barang mahal. Kaos oblong baru menampakkan perkembangan yang signifikan sampai kepedesaan sekitar awal tahun 1970.
Sekarang ini kaos bukan lagi sekedar pakaian yang berfungsi sebagai pelindung badan, tetapi lebih kepada attribut dan ekspresi sebuah komunitas maupun perorangan terhadap suatu hal. Kita bisa lihat di mana-mana, kaos sudah menjadi lifestyle yang tidak terpisahkan dari kehidupan semua kalangan.
Kultur Identitas adalah produksi kaos motif etnik (Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Mandailing/Angkola, Batak Pakpak, Melayu dan Nias), lahir pada tanggal 25 Agustus 2011 yang ikut menghiasi wajah baru industri kreatif di Sumatera Utara, khususnya kota Medan. Kultur Identitas mengutamakan motif etnik daur ulang dan memodifikasi menjadi menarik untuk dijadikan souvenir/oleh-oleh atau dipakai setiap hari untuk semua kalangan.
Kultur Identitas menggunakan kaos berbahan cotton 100% combed 24S. Cotton combed adalah bahan kaos yang sudah berstandar ekspor. Selain kualitasnya yang bagus bahan ini juga memiliki keunggulan sebagai berikut : Serat benang halus, hasil rajutan dan penampilan rata, menyerap keringat dan tidak panas karena bahan baku dasarnya adalah serat kapas dan menggunakan sablon manual rubber extender.